MAKALAH
PENGERTIAN dan RUANG LINGKUP STUDI ISLAM
Dipresentasikan
dalam Mata Kuliah
Pengantar
Studi Islam
Yang diampu oleh: M. Rikza Chamami, MSI
M.
Irfan (123911005)
Adib
Irfauddin (123911023)
Afrizal
Hadi S. (123911025)
Agus
Setiyono (123911027)
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
TAHUN 2013
I.
PENDAHULUAN
Secara sosiologis bangsa Indonesia
adalah bangsa yang religius, yang sangat memperhatikan agama sebagai
pedomandalam kehidupan sehari-hari secara individual dalam pergaulan
masyarakat, seperti perkawinan, waris, kelahiran dan lain sebagainya. Demikian
juga dalam lembaga ketatanegaraan, seperti pengadilan agama, sumpah jabatan dan
sebagainya.
Akhlaq yang
tinggi dan budi pekerti yang luhur merupakan cita-cita pendidikan Indonesia
dari zaman kezaman. Oleh karena itu, pendidikan Islam sudah ada sejak lama di
Indonesia sebelum merdeka, namun setelah merdeka, pendidikan agama memperoleh
status formal sebagai mata kuliah disekolah-sekolah negeri walaupun pada
awalnya hanya merupakan mata pelajaran pilihan. Kemudian pada tumbangnya
komunis di Indonesia pada tahun 1966, MPRS telah menetapkan pendidikan agama
sebagai mata pelajaran wajib di sekolah dan perguruan tinggi.
Dengan demikian, pendidikan agama mempunyai status yang kuat
segabai mata pelajaran wajib bagi semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
Dalam sejarah perkembangan
ilmu pengetahuan, Islam pernah menunjukan masa gemilang terutama pada masa
Abbasiyah di Baghdad, dan bani Umayah di Cordofa, Andalusia Sepanyol, sehingga
lahirlah para intelektual muslim seperti al-Gozali, ibn Rush dalam bidang filsafat,
ibn Shina dalam bidang kedokteran, ibn Khaldun dalam bidang sosiologi dan
sebagainya. Dalam hal ini Philip k. Hitti memaparkan secara panjang lebar
tentang kejayaan dunia Islam dalam ilmu pengetahuan serta sumbangannya untuk
dunia saat ini. Bahkan Gustave L’Bone yang dikutip Harun Nasution, antara lain
orang Arablah (Islam) yang menyebabkan kita mempunyai peradaban. Merekalah yang
menjadi guru kita selama 6 abad.
Kemudian pada masa
ini, para sarjana mencoba mencocokan teori mereka pada Qur’an. Prof. Dr. Ahmad
Baiqoni dalam bukunya Islam dan pengetahuan modern ketika mengungkapkan ruang
angkasa antara lain menyatakan bahwa jerih payah yang dijalani ratusan tahun
lamanya telah dapat membuka apa yang telah lama diwahyukan dalam Qur’an,
sehingga manusia dapat memahami ayat-ayat dalam Qur’an yang bersangkutan dengan
melakukan intidhor dan
pengembangan sains.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Bagaiman
Pengertian Studi Islam?
B.
Apa Ruang
Lingkup Studi Islam?
C.
Apa Tujuan
Studi Islam?
D.
Bagaiman
Pendekatan dan Metodologi Studi Islam?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Studi Islam
Istilah studi
Islam dalam bahasa Inggris adalah Islamic Studies, dan dalam bahasa Arab
adalah Dirosah al-islamiyyah. Ditinjau dari sisi pengertian, studi Islam
secara sederhana dimaknai sebagai kajian islam. Pengertian studi islam
sebagai kajian Islam sesungguhnya memiliki cakupan makna dan pengertian yang luas.
Hal ini wajar adanya sebab sebuah istilah akan memiliki makna tergantung pada
mereka yang menafsirkannya. Karena penafsir memeiliki latar belakang yang
berbeda satu sama lainnya, baik latar belakang studi, bidang keilmuan,
pengalaman maupun berbagai perbedaan
lainnya, maka rumusan dan pemaknaan yang dihasilkannya pun juga akan berbeda.
Selain itu,
kata studi Islam sendiri merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kata studi dan
kata Islam. Kata studi memiliki berbagai pengertian. Rumusan Lester Crow dan
Alice Crow menyebutkan bahwa studi adalah kegiatan yang secara sengaja diusahan
dengan maksut untuk memperoleh keterangan, mencapai pemahaman yang lebih besar,
atau meningkatkan suatu ketrampilan.[1]
Sementara Moh.
Hatta mengartikan studi sebagai mempelajari sesuatu untuk mengerti kedudukan
masalanya, mencari pengetahuan tentang sesuatunya didalam hubungan sebab dan
akibatnya, ditinjau dari jurusan tertentu, dan dengan metode yang tertentu
pula. Bukan menghafalkan atau menerima apa saja yang dibentangkan orang lain,
melainkan memahaminya dengan pikiran yang kritis.[2]
Dua definisi
ini memberikan penjelasan tentang bagaimana sebuah kata dimaknai secara
berbeda. Namun demikian, jika kita cermati, kata studi dalam konteks kedua
pengertian diatas memiliki beberapa persamaan. Hal utama yang menjadi kesamaan
adalah usaha yang dilakukan secara terus menerus dan kritis dalam melakukan
kajian atas sebuah fenomena.
Sementara kata
Islam sendiri memiliki arti dan makna yang jauh lebih kompleks. Kata Islam
berasal dari kata aslama yang berati patuh dan berserah diri. Kata ini
berakar pada kata silm yang berarti selamat, sejahtera dan damai. Orang
yang menyatakan dirinya Islam atau berserah diri, tunduk dan patuh pada
kehendak pencipta-Nya disebuut muslim. Kedamaian akan tercipta dengan
adanya penyerahan serta kepatuhan (Islam) kepada sang Pencipta.[3]
Gabungan dari
kata studi dan Islam ini menghasilkan makna yang baru yang berbeda
dengan makna ketika kata tersebut masih menjadi kata yang tunggal. Menurut Nurhakim,
penggunaan istilah studi Islam bertujuan untuk mengungkapkan beberapa maksut. Pertama,
studi Islam yang dikonotasikan dengan aktivitas dan program-program pengkajian
dan penelitian terhadap agama sebagai objeknya, seperti pengkajian tentang konsep
zakat profesi. Kedua, studi Islam yang dikonotasikan dengan materi, sobjek,
bidang, dan kurikulum suatu kajian atas Islam, seperti ilmu-ilmu agama Islam
(fiqh, kalam). Ketiga, studi islam yang dikonotasikan dengan institusi-intitusi
pengkajian Islam, baik dilakukan secara formal, seperti di UIN, IAIN, atau pun
STAIN, maupun yang dilakukan secara non formal, seperti pada forum-forum kajian
dan halaqah-halaqah.[4]
Sementara
Jacques Waardenburg menyatakan bahwa studi Islam meliputi kajian agama Islam
dan tentang aspek keislaman masyarakat dan budaya muslim. Atas dasar pembedaan
ini, demikian Wardenburg, ia mengidentifikasi tiga pola kerja berbeda yang
masuk dalam ruang studi Islam. Pertama, pada umumnya kajian normatif ajaran Islam
dikembangkan oleh sarjana muslim untuk memperoleh ilmu pengetahuan atas
kebenaran agama Islam. Kedua, kajian non normatif agama Islam. Biasanya kajian
dalam jenis ini dilakukan diberbagai universitas dalam bentuk kajian yang lebih
mendalam dari suatu ajaran Islam, dan apa yang terus mengalami perkembangan
dalam Islam sehingga menjadi suatu yang hidup secara dinamis dalam bentuk
ekspresi faktual keagamaann muslim. Ketiga, kajian non normatif atas berbagai aspek
keislaman yang berkaitan dengan kultur dan masyarakat muslim. Dalam lingkup
yang lebih luas, kajian ini tidak secara langsung terkait dengan Islam sebagai
sebuah norma. Kajian ini mengambil cakupan konteks yang lebih luas, mendekati
keislaman dari sudut sejarah, literatur, atau sosiologii dan antropologi
budaya, dan tidak hanya terfokus pada satu perspektif saja, yaitu studi Islam.[5]
Pendidikan
sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohani
dan jasmani juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena itu, suatu
kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan
dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses ke arah tujuan
akhir perkembangan atau pertumbuhannya.
Berdasarkan
paparan diatas dapat dipahami bahwa studi Islam memiliki cakupan makna,
pembagian, dan juga bidang garap yang berbeda. Namun demikian, titik tekan
temunya terletak pada ajaran islam besertamanifestasinya.
B.
Ruang Lingkup
Studi Islam
Dalam upaya mengkaji Islam dan
sekaligus menjelaskan ruang limgkup kajian dalam Islam, para ulama’ membuat
pengelompokan dan berbeda istilah. Ada ulama’ yang menyebut disiplin keilmuan,
dan ada juga yang menyebut pembidangan keilmuan. Dengan demikian, dalam
pembahasan ini istilah tersebut digunakan untuk menunjuk pembahasan yang sama,
klasifikasi sekaligus pengelompokan ini dapat menjedi objek kajian Islam. Ulama
salaf mengklasifikasikan ajaran Islam menjadi tiga aspek:
1.
Akidah,
2.
Syari’ah, dan
3.
Akhlaq-tasawuf.[6]
Sejumlah
ulama’ lain mengklasifikasikan menjadi:
1.
Ilmu kalam,
2.
Ilmu fiqih, dan
3.
Ilmu akhlaq.[7]
Sementara pemikir
kontemporer mengklasifikasikan berdasarkan kronologi kelahirannya, yakni:
1.
Ketatanegaraan
dan hukum,
2.
Teologi,
3.
Tasawuf, dan
4.
Filsafat.[8]
Bentuk klasifikasi ini
mirip dengan ilmuwan kontemporer asal Mesir Nasr Hamid Abdul Hamid yang kini
tinggal di Belanda, yakni:
1.
Hukum,
2.
Teologi,
3.
Filsafat, dan
4.
Tasawuf/
mistik.[9]
Jika diurai lebih
lanjut, berkaitan dengan pembagian ruang lingkup ilmu pengetahuan dapat
diklasifikasikan menjadi:
Pertama: material,
dikarenakan cakupannya yang luas, maka objek ini dapat dibagi dalam berbagai
segmen yang terkandung didalamnya. Misalnya yang berkaitan dengan hukum, maka
kita harus membaginya dalam beberapa kategori yang didalamnya ada ilmu hukum,
misalnya perdata, pidana, dan lain-lain. Kedua: formal, yang merupakan
landasan untuk membentuk atau merumuskan suatu pemilihan tertentu, atau aspek
baru dalam objek material yang sama. Misalnya, sains tubuh manusia dapat dibagi
dalam anatomi, fisiologi, antropologi fisik, patologi dan lain-lain.[10]
C.
Tujuan Studi
Islam
Studi Islam sebagai sebuah kajian
secara sistematis terhadap Islam yang memiliki tujuan. Kegiatan apapun, apalagi
studi Islam, akan lebih mudah tercapai manakala ditetapkan tujuannya secara
konkret. Adanya tujuan akan memudahkan kepada siapa pun yang sedang melakukan
kegiatan atau usaha untuk mencapainya. Selain itu, tujuan yang jelas dapat
memudahkan untuk melihat sejauh mana usaha yang dilakukan telah mencapai hasil
atau jika belum berhasil, apa yang menjadi penghambatnya dan bagaiman mencari
jalan keluarnya.
Secara garis besar, tujuan studi
Islam adalah:[11]
pertama, mempelajari secara mendalam tentang hakikat Islam, bagaimana
posisinya dengan agama lain dan bagaimana hubungannya dengan dinamika
perkembangan yang terus berlangsung.
Agama Islam diturunkan Allah SWT.
Dengan tujuan untuk membimbing, mengarahkan, dan menyempurnakan pertumbuhan,
dan perkembangan agama-agama dan budaya yang pada awalnya hanya berdasarkan
pada daya nalar dan tidak sedikit mengarah pada penyimpangan, diarahkan oleh
Islam menjadi agama monotheisme yang benar.
Kedua, mempelajari secara mendalam terhadap sumber dasar ajaran agama
Islam yang tetap abadi dan dinamis serta aktualisasinya sepanjang sejarah.
Studi ini berdasar kepada asumsi bahwa agama Islam adalah agama samawi terakhir
yang membawa ajaran yang bersifat final, mampu memecahkan persoalan kehidupan
manusia, menjawab tantangan dan senantiasa aktual sepanjang masa.
Ketiga, mempelajari secara mendalam terhadap pokok isi ajaran Islam yang
asli dan bagaimana operasionalisasi daam pertumbuhan budaya dan peradaban Islam
sepanjang sejarah.
Keempat, mempelajari
secara mendalam terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai ajaran Islam dan
bagaimana perwujudannya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol
perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.
Dengan menyimak terhadap keempat
tujuan ini, studi Islam diharapkan agar lebih jelas arahnya. Tujuan ini menjadi
semacam titik yang akan dituju dengan berbagai sarana dan metode untuk mencapainya.
D.
Pendekatan dan
Metodologi Studi Islam
Untuk melakukan studi islam, ada beberapa istilah
yang perlu di pahami dengan baik. Pemahaman terhadap istilah-istilah ini akan
memudahkan untuk memasuki bidang studi islam. Istilah-istilah tersebut adalah
pendekatan, dan metodologi.
Pendekatan
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi
pembelajaran induktif. Ada beberapa istilah pendekatan dalam kajian studi islam
yaitu: pendekatan normatif, pendekatan yuridis, pendekatan humaniora,
pendekatan integratif, dan pendekatan indisipliner.
Sementara
metodologi berasal dari tiga kata yunani, yaitu meta, hetodos, dan
logos. Meta berarti menuju, melalui, dan mengikuti. Hetodos berarti jalan
atau cara. Maka kata methodos (metode) berarti jalan atau cara yang
harus di lalui untuk mencapai sesuatu. Dengan demikian, metode merupakan
langkah langkah praktis dan sistematis yang ada dalam ilmu-ilmu tertentu yang
sudah tidak di pertanyakan lagi karena sudah bersifat aplikaatif. Metode dalam
suatu ilmu dianggap sudah bisa mengantarkan seseorang untuk mencapai kebenaran
dalam ilmu tersebut atau dalam makna yang lain, metode adalah suatu cara,
jalan, petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis, sehingga memiliki sifat yang
praktis.
Ketika kata
metode di gabung dengan kata kata logos maka maknanya menjadi berubah.
Logos berarti “studi tentang’’ atau “teori tentang’’. Metodologi
di sebut pula sebagai ‘Science of Methods’, yaitu ilmu yang membicarakan
cara, jalan atau petunjuk praktis dalam penelitian, sehingga metodologi
penelitian membahas tentang konsep teoritik
berbagai metode.
IV.
KESIMPULAN
Pengertian dari
studi Islam yang dapat diartikan sebagai usaha-usaha secara sistematis dan
metodis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.
Selain itu, ruang lingkup kajian yang dibagi dua periode. Periode salafi yang
meliputi Akidah (ilmu kalam), Syari’ah (ilmu fiqih), Akhlaq-tasawuf (ilmu
akhlaq). Kemudian dimasa kontemporer yang dipelopori oleh Nasr Hamid
Abdul Hamid, menyimpulkan: Hukum, Teologi, Tasawuf, filsafat. Tujuan dalam kajian studi Islam yang yaitu: Mempelajari
secara mendalam tentang hakikat Islam, mempelajari secara mendalam sumber dasar
ajaran agama Islam, mempelajari secara mendalam terhadap pokok isi ajaran Islam, mempelajari secara mendalam terhadap
prinsip-prinsip dan nilai-nilai ajaran Islam. Pendekatan dapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Sedangkan
metode merupakan cara mengerjakan sesuatu. Ilmu yang membicarakan cara, jalan
atau petunjuk praktis dalam penelitian, sehingga metodologi penelitian membahas
tentang konsep teoritik berbagai metode,
inilah akar dari metodologi, dari kata meta, hetodoa, dan logos.
V.
PENUTUP
Demikian
makalah yang dapat kami susun, semoga bermanfaat bagi pemakalah sendiri dan
pembaca pada umumnya. Dan semoga makalah yang kita diskusikan dapat mempertebal
keyakinan kita kepada Allah SWT, yang telah memberikan akal pikiran sehingga
kita dapat mempelajari dan menjaga semua yang telah di ciptakan olehnya.
Kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam menyusun maupun menyampaikan makalah ini. Maka
dari itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak akan kami tampung, guna untuk memperbaiki makalah ini.
Dan semoga,
makalah-makalah yang selanjutnya akan lebih baik dari makalah yang telah kami buat.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin, Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Grafindo
Persada, 2009.
Atang, Abdul Hakim, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011.
Khoituddin, Nasution, Pengantar
Studi Islam, Yogyakarta: ACAdeMIA+TAZZAFA, 2010.
Muhammad Amin, Syukur, Metodologi Studi Islam, Semarang:
percetakan gunung jati, 1998.
Ngainun, Naim, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: penerbit
teras, 2012.
Biodata
Pemakalah
Nama: Muhammad Irfan
NIM: 123911005
Jurusan/ prodi: PGMI
TTL: Tegal, 7 Mei 1994
Pendidikan: MI Al-Koiriyyah Bandung, (2000-2006)
MTs NU 01
Tegal, (2006-2009)
MAN
Pemalang, (2009-2012)
IAIN Wali
Songo Semarang, (2012- sampai sekarang)
Alamat: Ds. Kendayakan, rt/ rw: 01/ 04, Kec. Warureja, Kab. Tegal.
Nomor telepon/ Hp: 085740180307
Email: mandore93@gmail.com
Nama: Adib Irfauddin
NIM: 123911023
Jurusan/ prodi: PGMI
TTL: Kendal, 02 Mei 1993
Pendidikan: MI Darun Na’im, Pucang rejo, (1999-2005)
MTs Futuhiyyah- 01, Mranggen, (2005-2008)
MA Futuhiyyah- 01, Mranggen, (2008-2011)
IAIN Wali Songo Semarang, (2012- sampai sekarang)
Alamat: Ds. Pucang rejo, rt/ rw: 01/ 01, Kec. Gemuh, Kab. Kendal.
Nomor telepon/ HP: 085647773248
Email: Irfa.adib@gmail.com
Nama: Afrizal Hadi S.
NIM: 123911025
Jurusan/ prodi: PGMI
TTL: Jepara 17 Maret 1994
Pendidikan: SD N 02, Sawon lor, (2000-2006)
SMP N 01,
Kedung, (2006-2009)
SMA Wali
Songo, Pecangaan, (2009-2012)
IAIN Wali
Songo Semarang, (2012- sampai sekarang)
Alamat: Ds. Sowan lor, Kec. Kedung, Kab. Jepara
Nomor telepon/ HP: 085641587807
Email: afrizal_hadi9@yahoo.co.id
Nama: Agus Setiyono
NIM: 123911027
Jurusan/ prodi: PGMI
TTL: Semarang, 12 Agustus 1992
Pendidikan: SD N Kewengen 02 Semarang, (1999-2005)
MTs
Kawengen Semarang, (2005-2008)
SMK N 11
Semarang, (2008-2011)
IAIN Wali
Songo Semarang, (2012- sampai sekarang)
Alamat: Ungaran, Semarang
Nomor telepon/ Hp: 085727614279
Email: agussetiyono13@yahoo.co.id
[1] . Ngainun
Naim, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Teras, 2009, hlm. 2.
[2]. Ibid.
[3]. Ibid. Hlm.
3.
[4]. Ibid. Hlm.
4.
[5]. Ibid. Hlm.
4-5.
[6] . Khoituddin
Nasution, Pengantar Stud Islam, Yogyakarta: ACAdeMIA+ TAFFAZA, 2010, hlm.,
28.
[7] . Ibid. Hlm.
29
[8] . Ibid.
[9] . Ibid.
[10] . Amin Syukur,
Metodologi Studi Islam, Semarang: Gunung Jati, 1998, hlm., 20-21.
[11] . Ibid. Hlm.
15-17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar